Awal tahun 2004 'penulis' menerima usulan dari para siswa kelas akhir, berkaitan pergelaran dan pameran kelas akhir tahun pelajaran. Ketika itu masih bernama Kertang & Kesenian, salah satu kadenya adalah organisasi yang memuat kepanitiaan pameran dan pergelaran seni dari hasil olah seni selama 2,5 tahun. Penulis meyakini, ini murni usulan siswa, bukan keinginan pihak-guru atau pelatih yang empunya kepentingan.Jadilah mereka saya minta mengajukan proposal untuk diajukan kepada pimpinan sekolah untuk mendapatkan persetujuan. Baik kepala sekolah, kepala TU, maupun guru menyambut antusias rencana ini.
Dan jadilah pergelaran seni perdana tahun 2004 di halaman depan, dengan maksud mempertunjukkan kreasi seni musik dan tari siswa kelas akhir. Ketika itu ada persembahan tari prajurit masal dari kelas dua.
Selain siswa dan warga sekolah lainnya, masyarakat dapat menyaksikan aksi siswa dari jalan di luar halaman.
Perjalanan berikutnya, siswa kelas berikutnya lebih heboh lagi. Mereka mau menjual karya mereka kepada masyarakat dengan memungut kontribusi kepada para penonton dari luar siswa, termasuk para alumni.
Tentu ini bukan bermaksud komersial, tetapi belajar melakukan ekonomi kreatif. Hasilnya tentu luar biasa. Dana yang masuk dapat dipakai untuk mengganti kebutuhan pensi. Mereka senang melakukannya.
Catatan saya, semua pengelolaan dana dilakukan siswa melalui latihan berorganisasi mengelola sebuah pertunjukan kalau sekarang (barangkali) disebut EO. Tak pernah ada problem berkaitan dana karena penarikan, distribusi, dan pengelolaan diatur oleh siswa.
Hal yang paling berkesan adalah ketika ditampilkan tari daerah Aceh, Saman untuk pertama kali ditampilkan oleh siswa kelas dua.
Sayang, tarian itu hilang bersamaan dengan lulusnya mereka dan berpulangnya sang pelatih, Mas Ari dari ISI Yogyakarta.
Kini, pensi dikelola lebih profesional lagi. Semoga memberikan ruang bagi kreativitas siswa dan memberikan kesempatan kepada warga sekolah untuk mengapresiasi…
Penulis:
Yonas Suharyono